Nongkrong di De Konsensus, Warung Tepi Sawah dengan Nuansa Alam Pedesaan

Menawarkan pemandangan alam yang masih asri, warung de Konsensus di Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat menjadi tempat favorit nongkrong.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Suasana sore De Konsensus dengan konsep tempat tradisional. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Menjelajahi tempat kuliner di kawasan Lombok Barat tidak ada habisnya.

Kabupaten yang berada di barat Pulau Lombok ini memiliki banyak hutan dengan kehidupan tradisional masyarakatnya yang masih dijaga.

Keasrian alam inilah yang dimanfaatkan pelaku usaha di wilayah ini.

Seperti Muis (30), seorang pemilik warung yang memanfaatkan keindahan alam desanya untuk membuka ladang bisnis.

Bentang alam nan hijau Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat bagi Muis adalah potensi ekonomi yang perlu dikelola.

Baca juga: Wisata Kuliner: Nikmatnya Menyantap Nasi Lindung di Warung Jamaq-jamaq Mataram

Tahun 2019, ia membuka sebuah warung di atas lahan seluas 6 are dengan konsep tradisional.

Pemuda ini memanfaatkan kayu dan bambu sebagai bangunan warung beratapkan jerami.

“Saya dulu memang sering nongkrong di sini, kebetulan di depan sini jalur orang-orang bersepeda,” katanya, seraya menunjuk jalan yang diapit area persawahan, Rabu sore, 2 Februari 2022.

Dia memberi nama warungnya 'De Konsensus' karena ingin menjadikan warungnya sebagai tempat warga menemukan kesepakatan atau berdiskusi.

Menurut ceritanya, warung yang memiliki pemandangan sawah dan pegunungan itu sering dijadikan sebagai tempat transit para pesepeda hingga geng motor.

“Semua kelompok pernah ke sini, kita akomodir semuanya, makanya ada papan tanda tangan di sana, tanda pernah ke sini,” ujar alumni Fakultas Hukum, Universitas Mataram ini.

Baca juga: 4 Fakta Kawasan Wisata Suranadi, Sentra Kuliner Sate Bulayak Hingga Aksi Usil Monyet Curi Makanan

Adapun menu yang ditawarkan De Konsensus beragam.

Mulai dari pisang goreng, ubi goreng, ayam gepre, hingga lalapan ayam.

Kisaran harganya mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu untuk makanan. Kemudian Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu untuk minuman berupa kopi atau jus.

Bersama keluarganya, Muis mulai mengoperasikan warung dari pukul 7 pagi dan tutup pukul 22.00 WITA.

“Tapi biasanya teman-teman itu sering diskusi sampai lewat jam itu, ya kita tungguin,” kenangnya, sambil tertawa.

Muis (30) pemilik De Konsensus berdiri di depan warungnya.
Muis (30) pemilik De Konsensus berdiri di depan warungnya. (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Rima (29), salah seorang pelanggan mengaku, dia telah berlangganan di warung tersebut sejak awal 2021.

Setiap kali bosan dengan suasana perkotaan, Rima biasanya akan datang ke De Konsensus untuk mencari suasana pedesaan.

“Makanannya enak-enak, paling suka sambalnya itu, seger,” ujarnya.

Tidak hanya dari segi kualitas makanan, tambah Rima, ia juga senang dengan pelayanan yang diberikan De Konsensus.

“Seperti karyawan hotel kelasnya tapi versi tradisional,” pungkasnya.

Semula Muis sendiri tidak menyangka bisnisnya akan berkembang pesat. Bahkan perbulannya ia bisa meraup omzet hingga Rp 10 juta.

“Awalnya mau bikin yang sederhana-sederhana saja, tapi alhamdulillah,” katanya.

Pemandangan sawah dan pegunungan di belakang De Konsensus.
Pemandangan sawah dan pegunungan di belakang De Konsensus. (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Lahan yang disewanya dari pemerintah desa itu selain dibangun warung, juga rutin dijadikan tempat berladang oleh Muis.

Ia menanam ubi, tomat, cabai, hingga terong.

Buah-buah dari tanaman itu yang digunakannya sebagai bahan utama membuat menu-menu makanannya.

Tidak hanya mengambil bahan makanan dari ladang sendiri, pria satu anak itu juga bekerjasama dengan petani sekitar untuk memenuhi kebutuhan dapur warungnya.

“Kami juga punya tujuan sosial, kami kerja sama dengan petani. Sebagian hasil penjualan pun kami sumbangkan untuk anak-anak yatim di desa ini,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved