Panduan Puasa Asyura dan Tasua Disertai Niatnya, Jadi Keinginan Rasulullah SAW di Akhir Hayat
Berikut ini tata cara lengkap puasa asyura dan tasua, disertai bacaan niat serta doa berbukanya.
TRIBUNLOMBOK.COM - Salah satu puasa sunah sambut tahun baru islam adalah puasa Tasu'a dan Asyura.
Puasa Tasu'a dan Puasa Asyura salah satu ibadah sunah yang bisa dilakukan untuk menyabut Tahun Baru Islam.
Bulan Muharram sendiri secara harfiah memiliki arti "terlarang".
Tapi ada dua ibadah puasa sunah yang dianjurkan untuk dilakukan umat Muslim.
Pada bulan pertama kalender hijriah ini ada dua amalan yang sangat dianjurkan.
Apalagi bulan ini termasuk bulan yang sakral dalam kalender Islam.
Baca juga: Niat Puasa Senin Kamis, Dilengkapi Tulisan Arab, Tulisan Latin dan Artinya
Baca juga: Deretan Keutamaan Puasa Sunah Nazar: Munculkan Sikap Syukur Hingga Jadi Orang yang Tepat Janji

Jadi, sebaiknya kamu menjalankan ibadah sunah puasa Tausa dan Puasa Asyura.
Dikutip TribunMataram.com dari Tribun Style ini adalah penjelasan untuk dua amalan ini.
1. Puasa Tasua
Puasa Tasua merupakan puasa sebelum hari 10 Muharram atau yang dilaksanakan pada 9 Muharram.
Dalam riwayat dijelaskan di akhir hayatnya Rasulullah pernah berkeinginan jika ia masih hidup di tahun depan maka ia akan berpuasa pada 9 dan 10 Muharrram.
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – يَقُولُ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ, قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: (( فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ.)) قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.”
Berikut lafal niat puasa Tasua:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Lafal latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
Terjemahan: Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.

2. Puasa Asyura
Puasa Asyura merupakan puasa yang dilaksanakan pada 10 Muharram.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((…وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ.))
“… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” HR Muslim no. 1162/2746.
Puasa Asyura menjadi puasa yang paling dikenal masyarakat.
Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:
(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)
“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”
Berikut lafal niat puasa sunah Asyura:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Lafal latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Terjemahan: Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.
Istimewanya puasa ini adalah niat puasa sunah ini bisa dilafalkan siang hari, seperti dikutip dari Banjarmasin Post.
Orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunah puasa Tasu’a atau Asyura diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah.
Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib (menurut madzhab Syafi’i).
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Tasu’a atau Asyura di siang hari.
Niat Puasa Tausa dan Asyura di siang hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Lafal latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â awil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ
Terjemahan: Aku berniat puasa sunah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.
Jangan sampai tertinggal melaksanakan ibadah sunah Puasa Tasua dan Puasa Asyura.