Google Doodle Kenang Benyamin Sueb, Seniman yang Pernah Daftar Pilot, Bagaimana Perjalanan Hidupnya?

Benyamin Sueb, seniman Betawi yang tak pernah punya cita-cita. Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Hari ini Google Doodle kenang almarhum

Editor: wulanndari
Google Doodle
Benyamin Sueb muncul di Google Doodle hari ini, Selasa 22 September 2020 

Kesuksesan dalam dunia musik diawali dengan bergabungnya Benyamin Sueb dengan satu grup Naga Mustika.

Grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng inilah yang kemudian mengantarkan nama Benyamin sebagai salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.

Baca: Potensi Museum Benyamin Sueb Akan Dikembangkan

Duet Ida Royani

Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin Sueb.

Dalam perkembangannya, duet Benyamin Sueb dan Ida Royani menjadi duet penyanyi paling populer pada zamannya di Indonesia.

Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi tenar dan meraih sukses besar.

Sampai-sampai Lilis Suryani, salah satu penyanyi yang terkenal saat itu tersaingi.

Gambang Kromong

Orkes Gambang Kromong Naga Mustika dilandasi dengan konsep musik Gambang Kromong Modern.

Unsur-unsur musik modern seperti organ, gitar listrik, dan bass, dipadu dengan alat musik tradisional seperti gambang, gendang, kecrek, gong serta suling bambu.

Setelah Orde Lama tumbang, yang ditandai dengan munculnya Soeharto sebagai presiden kedua, musik Gambang Kromong semakin memperlihatkan jati dirinya.

Lagu seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran, dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971).

Lagu-lagu lainnya juga mulai digemari.

Benyamin Sueb_3
Benyamin Sueb.

Tidak hanya oleh masyarakat Betawi tetapi juga Indonesia. Kompor Mleduk, Tukang Garem, dan Nyai Dasimah adalah sederetan lagunya yang laris di pasaran.

Terlebih setelah Bang Ben berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin Sueb menjadi jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan.

Pasca Duet

Setelah Ida Royani hijrah ke Malaysia tahun 1972, Bang Ben mencari pasangan duetnya.

Ia menggaet Inneke Koesoemawati dan berhasil merilis beberapa album, di antaranya Nenamu dengan tembang andalan seperti Djanda Kembang, Semut Djepang, Sekretaris, Penganten Baru dan Pelajan Toko.

Dunia Film

Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin Sueb mendapatkan kesempatan untuk main film.

Kesempatan itu tidak disia-siakan.

Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Si Doel Anak Betawi serta Intan Berduri (1972) yang disutradari Sjumanjaya, semakin mengangkat ketenarannya.

Dalam Intan Berduri, Benyamin Sueb mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.

Baca: Mengenal Aman Datuk Madjoindo, Sastrawan Minang Penulis Kisah Si Doel Anak Betawi

Detik Akhir

Pada akhir hayatnya, Benyamin Sueb juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan.

Selain main sinetron atau film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Rock Al-Hajj bersama Keenan Nasution.

Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.

Kontribusi Seni

Dalam dunia musik, Bang Ben, begitu ia kerap disapa, adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong.

Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular.

Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia.

Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karier musik Benyamin, malahan kebalikannya.

Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.

Sejumlah kendaraan saat melewati Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (22/6/2018). Jalan Benyamin Sueb akan diberlakukan aturan ganjil genap secara bertahap oleh Pemerintah Juli 2018 mendatang. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah kendaraan saat melewati Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (22/6/2018). Jalan Benyamin Sueb akan diberlakukan aturan ganjil genap secara bertahap oleh Pemerintah Juli 2018 mendatang. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Meninggal Dunia

Benyamin Sueb yang telah empat belas kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari seusai main sepak bola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung.

Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.

Ini dilakukan sesuai wasiat yang dituliskannya, agar dia dimakamkan bersebelahan dengan makam Bing Slamet yang dia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang sangat memengaruhi hidupnya.

Bens Radio 106.2 FM

Benyamin Sueb mendirikan Radio FM dengan nama Bens Radio.

Radio ini didirikan oleh Benyamin Sueb pada 5 Maret 1990.

Bens Radio adalah unit Enikom Network dengan format radio etnik, yaitu radio yang menggali potensi budaya Betawi, agar audience dapat merasakan budayanye sendiri, berkesenian dengan tradisinye sendiri, bertutur dan berdialog dengan bahasanya sendiri.

Pemain Film Si Doel The Movie Ziarah ke Makam Benyamin Sueb
Pemain Film Si Doel The Movie Ziarah ke Makam Benyamin Sueb (capture video)

Budaya dan etnik Betawi terus menerus berdaptasi dengan perubahan zaman, seiring dengan perubahan karakter audience dan percepatan teknologi serta gaya hidup.

Program radio etnik dikemas dalam balutan kreatif budaya masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.

Dijadikan Nama Jalan

Pada tanggal 6 Desember 1995, Pemerintah DKI Jakarta mengabadikan nama Benyamin Sueb sebagai nama jalan di daerah Kemayoran.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Google Doodle Benyamin Sueb, Siapa Dia? Hasilkan 75 Album Musik dan 53 Film

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved