Virus Corona

Update Corona di Indonesia 12 Juli 2020: Bertambah 1.681, Total Kasus 75.699, Sembuh 35.638 Orang

Data yang dihimpun pemerintah Minggu (12/7/2020) menyebut ada tambahan 1.681 kasus baru pasien positif corona di Indonesia dalam 24 jam terakhir.

Editor: Wulan Kurnia Putri
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Jumlah kasus Covid-19 atau virus corona di Indonesia masih terus bertambah.

Data yang dihimpun pemerintah Minggu (12/7/2020) menyebut ada tambahan 1.681 kasus baru pasien positif corona di Indonesia dalam 24 jam terakhir.

Sehingga kasus positif Covid-19 kini berjumlah 75.699 orang.

Pasien sembuh bertambah 919 orang, sehingga total kasus sembuh 35.638 orang.

Adapun kasus kematian bertambah 71, sehingga total kasus kematian 3.606 orang.

Demikian yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers dilansir Metro TV, Minggu.

Baca: Virus Corona Menular Lewat Udara, Ahli Epidemiologi: Pembukaan Bioskop 29 Juli Harus Ditunda

Baca: Pariwisata Global Diprediksi Merugi hingga 3,3 Triliun Dolar AS Akibat Pandemi Covid-19

Penularan Melalui Udara

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan penularan bisa terjadi melalui udara.

Dilansir Kompas.com, pernyataan resmi WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.

Untuk diketahui, droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm.

Sedangkan inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm.

Adapun aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara.

"Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol," tulis WHO dalam pernyataan terbarunya yang rilis Kamis (9/7/2020).

Baca: Kotak Infak Berjalan Diimbau Ditiadakan dalam Sholat Idul Adha, Khotbah Dipersingkat

Akan tetapi banyaknya bukti yang menunjukkan ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, virus dapat melayang tinggi selama berjam-jam dan menginfeksi orang lain.

Hal ini bahkan dapat menyebabkan kejadian superspreader atau penyebaran luas.

Dilansir New York Times, Kamis (9/7/2020), tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan Covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat-tempat lain di mana orang berteriak, berbicara, dan bernyanyi.

"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara," kata WHO.

Oleh sebab itu orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup untuk menyebabkan infeksi ke orang lain.

Hingga saat ini, WHO dan para ahli masih mencari tahu berapa proporsi droplet yang diembuskan saat menguap untuk menghasilkan aerosol.

Belum diketahui seberapa dosis virus SARS-CoV-2 dalam aerosol untuk dapat menginfeksi orang lain.

Gejala dan Ciri Virus Corona

Seseorang yang terpapar virus corona atau Covid-19 akan mengalami berbagai macam gejala.

Gejala virus corona yang paling umum ialah demam tinggi dan batuk kering.

Dalam kasus yang lebih parah, gejala Covid-19 meliputi kesulitan bernafas.

Namun, beberapa dokter yang menangani pasien virus corona, melihat beberapa gejala lain yang biasanya tidak dikaitkan dengan Covid-19.

Seperti yang dilansir Business Insider, wakil direktur medis di perusahaan telemedicine K Health, Dr. Edo Paz, mengungkapkan:

"Gejala tambahan yang dialami orang-orang yang terkena virus corona yaitu hilangnya indera pembau dan perasa, sakit perut, nyeri badan, dan mual."

Baca: Kasus Positif Covid-19 Tembus Rekor, Pemerintah Diminta Siapkan Protokol Baru

Masalah pencernaan, termasuk mual, diare, dan bahkan muntah, agak lazim pada pasien COVID-19.

David Hirschwerk, seorang spesialis penyakit menular di Northwell Health, penyedia layanan kesehatan terbesar di New York, mengatakan bahwa dari apa yang dia lihat "Ada 10% pasien yang memiliki gejala masalah pencernaan."

Namun, apa yang belum dipahami oleh para dokter adalah mengapa ada begitu banyak gejala virus corona.

"Komunitas medis belum tahu mengapa virus corona mempengaruhi orang secara berbeda, dan beberapa ada yang lebih parah daripada yang lain," kata Paz.

Namun, Dr. Rishi Desai, kepala petugas medis di Osmosis, percaya bahwa gejala ada hubungannya dengan bagaimana virus corona masuk dan bergerak ke dalam tubuh orang yang terinfeksi.

"Setiap orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang unik, dan akibatnya, beberapa orang akan mengalami reaksi yang agresif terhadap COVID-19, sementara yang lain biasa saja," kata Desai.

"Gejala umumnya timbul sesuai di mana virus berada di dalam tubuh."'

Baca: Kronologi Tenaga Medis Diduga Dianiaya Keluarga Pasien Covid-19

Bagaimana virus COVID-19 bergerak di dalam tubuh manusia?

Masih dilansir Business Insider, Desai mengatakan virus corona yang pertama kali mengenai hidung dan belakang tenggorokan, menyebabkan gejala-gejala seperti flu biasa, termasuk hidung tersumbat, pilek, dan sakit tenggorkan.

Di tahap itu, beberapa pasien akan kehilangan indra penciuman dan indra perasa.

Selanjutnya, kata Desai, virus yang berpindah ke paru-paru, kemungkinan menyebabkan sesak napas, batuk, dan nyeri dada.

Virus kemudian bisa pindah ke aliran darah, di mana demam, berkeringat saat malam, rasa tidak nyaman, dan kelelahan bisa terjadi.

"Itu berarti bahwa beberapa orang mungkin hanya mendapatkan gejala terlokalisasi ke satu wilayah sedangkan yang lain mungkin mendapatkan gejala di semua wilayah," kata Desai.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Daryono/Tiara Shelavie) (Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS Update Corona 12 Juli: Bertambah 1.681, Total Kasus Capai 75.699

 
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved